Sabtu, 28 Agustus 2010

RISET KEPERAWATAN 2

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Teori Gastritis
1. Definisi gastritis
Gastritis adalah suatu penyakit akibat proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung ( Waspadji, 1991).
Gastritis adalah suatu bentuk peradangan mukosa lambung yang disertai dengan kerusakan-kerusakan pada mukosa lambung tersebut normalnya mukosa ( lapisan dinding dalam ) lambung itu cukup kuat untuk menahan asam lambung sehingga asam lambung tetap terjaga di dalam lambung yang nantinya berfungsi utnuk mencerna sari-sari makanan ( patate )
Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung. ( Medicastore, 2003 ).
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. ( Suyono, 2001 ).
Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain ( reeves, 2002 )
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulakan bahwa panyakit gastritis adalah suatu penyakit yang menyerang sistem pencernaan yang mengenai lambung.

2. Anatomi dan fisiologi Gaster (lambung )
Gaster merupakan bagian dari saluran pencernaan yang dapat mengembang paling banyak terutama didaerah epigaster.
Bagian lambung terdiri dari :
a. Fundus ventrikuli
Adalah bagian yang menonjol ke atas terletak sebelah kiri osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.
b. Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium
Adalah suatu lekukan pada bagian bawah kurvatura minor.
c. Antrum pilorus
Adalah bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal membentuk spinter pilorus.
d. Kurvatura minor
Terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari osteum kardiak sampai ke pilorus.
e. Kurvatura mayor
Lebih panjang dari kurvatura minor terbentang dari sisi kiri osteuo kardiokum melalui fundus ventrikuli menuju ke kanan sampai ke pilorus inferior.
f. Osteum kardiakum
Merupakan tempat dimana osofagus bagian abdomen masuk ke lambung.


g. Fungsi lambung terdiri dari :
1) Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan oleh peristalik lambung dan getah lambung.
2) Getah cerna lambung yang dihasilkan :
a) Pepsin
Fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino ( Albumin dan pepton )
b) Asam garam ( HCL )
Fungsinya mengasamkan makanan, sebagai antiseptik dan desinfektan dan membuat suasana asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin.
c) Renin
Fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari kasinogen ( kasinogen dan protein susu ).
d) Lapisan lambung
Memecah lemak menjadi asam lemak yang merangsang sekresi getah lambung.
3. Etiologi
Penyebab dari Gastritis adalah karena disebabkan oleh faktor :
a. Analgetik, anti inflamasi, terutama aspirin.
b. Bahan kimia misalnya lysol.
c. Merokok.
d. Alkohol.
e. Stress fisik disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat.
f. Refluks usus lambung.
g. Endotoksin
4. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan Gasroduodenoskopi. Pada pemeriksaan Gastroskopi akan tampak mukosa yang sembab, merah, mudah berdarah atau terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang bervariasi dari yang menyembuh sampai tertutup oleh bekuan darah dan kadang ulserasi.
Pemeriksaaan radiologi dengan kontras tidak memberikan manfaat yang berarti untuk menegakkan diagnosis.
5. Komplikasi
a. Perdarahan saluran cerna bagian atas berupa hematemesis dan melena.
b. Terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat.
6. Penatalaksanaan
a. Menghilangkan etiologinya.
b. Diet lambung, dengan porsi kecil dan sering.
c. Obat-obatan untuk mengatur sekresi asam lambung, berupa antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan antasid.
d. Sebagai sitoprotektor, berupa sukralfat dan prostaglandin.

7. Tanda dan gejala
a. Nyeri epigastrium.
b. Mual dan muntah kadang-kadang.
c. Kembung.
d. Kadang ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemisis dan melena.
e. Disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan.
f. Biasanya jika dilakukan anamnese lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu.
g. Nafsu makan menghilang.
h. Kadang-kadang juga suhu tubuh meninggi.
i. Nyeri kepala
8.Faktor-faktor pencetus Gastritis
a. Obat - obatan
b. Merokok
c. Minuman Alkohol
d. Stress Fisik
e. Makanan yang pedas dan asam
Dimana faktor tersebut diatas dapat merusak mukosa lambung melalui beberapa mekanisme dan menghambat aktivitas siklooksigenase mukosa.


Selain menghambat produksi prostaglandin mukosa, dapat juga merusak mukosa secara topikal yang terjadi karena kandungan asam, sehingga dapat merusak sel-sel epitel mukosa. Faktor - faktor tersebut juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus oleh lambung, sehingga kemampuan faktor defensif terganggu

B. Pengetahuan
Maksud dari pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya. Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi, keterampilan, informasi, akidah, dan pikiran-pikiran. Dalam komunikasi keseharian.
Pengetahuan adalah suatu keadaan yang hadir dikarenakan persentuhan kita dengan suatu perkara. Keluasan dan kedalaman kehadiran kondisi-kondisi ini dalam pikiran dan jiwa kita sangat bergantung pada sejauh mana reaksi, pertemuan, persentuhan, dan hubungan kita dengan objek-objek eksternal. Walhasil, makrifat dan pengetahuan ialah suatu keyakinan yang kita miliki yang hadir dalam syarat-syarat tertentu dan terwujud karena terbentuknya hubungan-hubungan khusus antara subjek (yang mengetahui) dan objek (yang diketahui) dimana hubungan ini sama sekali kita tidak ragukan. John Dewey menyamakan antara hakikat itu sendiri dan pengetahuan dan beranggapan bahwa pengetahuan itu merupakan hasil dan capaian dari suatu penelitian dan observasi. Menurutnya, pengetahuan seseorang terbentuk dari hubungan dan jalinan ia dengan realitas-realitas yang tetap dan yang senantiasa berubah.
Pengetahuan dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi ilmu apabila memenuhi tiga kriteria, yaitu obyek kajian, metoda pendekatan dan bersifat universal. Tidak selamanya fenomena yang ada di alam ini dapat dijawab dengan ilmu, atau setidaknya banyak pada awalnya ilmu tidak dapat menjawabnya. Hal tersebut disebabkan ilmu yang dimaksud dalam terminologi di sini mensyaratkan adanya fakta-fakta.
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.
Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi.
Pengetahuan tentang keadaan sehat dan sakit adalah pengalaman seseorang tentang keadaan sehat dan sakitnya seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut bertindak untuk mengatasi masalah sakitnya dan bertindak untuk mempertahankan kesehatannya atau bahkan meningkatkan status kesehatannya. Rasa sakit akan menyebabkan seseorang bertindak pasif dan atau aktif dengan tahapan-tahapannya.
Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
1. Pendidikan
Pendidikan” adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.
2. Media
Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah.
Di bawah ini terdapat tiga pendapat mengenai pendefinisian ilmu dan pengetahuan, antara lain:
1. Pengetahuan itu tidak bisa didefinisikan, karena pengetahuan itu bersifat gamblang dan aksiomatik. Dan pendefinisian bagi perkara-perkara yang gamblang dan aksiomatik adalah hal yang mustahil (yakni akan terjadi daur atau lingkaran setan).


2. Pengetahuan itu bisa didefinisikan, namun sangat sulit.
3. Pengetahuan itu mudah didefinisikan.
Sesungguhnya definisi hakiki pengetahuan adalah hal yang mustahil, karena pada hakikatnya pengetahuan itu identik dengan eksistensi dan wujud, dan eksistensi – sebagaimana diketahui dalam pembahasan ontologi – secara hakiki adalah mustahil untuk didefinisikan. Apabila pengetahuan itu bisa didefinisikan, maka sebenarnya bukanlah definisi yang hakiki. Dalam hal ini, banyak definisi yang telah dilontarkan berkaitan dengan pengetahuan ini, akan tetapi hanya beberapa yang bisa mencakup segala cabang-cabang pengetahuan dan bersifat komprehensif.
C. Teori Kekambuhan
1. Pengertian
Kekambuhan adalah peristiwa timbulnya kembali gejala – gejala yang sebelumnya sudah memperoleh kemajuan ( Stuart dan Laraia,2001 ).
2. Faktor resiko untuk kambuh ( Murphy, M. F., & Moller, M.D. (1993) ), adalah :
a. Faktor resiko kesehatan
1) Gangguan sebab dan akibat berfikir
2) Gangguan proses informasi
3) Gizi buruk
4) Kurang tidur
5) Kurang olahraga
6) Keletihan
b. Faktor resiko lingkungan
1) Kesulitan keuangan
2) Kesulitan tempat tinggal
3) Perubahan yang menimbulkan stress dalam peristiwa kehidupannya.
4) Ketrampilan kerja yang buruk, ketidakmampuan mempertahankan pekerjaan.
5) Tidak memiliki transportasi
6) Ketrampilan social yang buruk
7) Kesulitan interpersonal
c. Faktor resiko perilaku dan emosional
1) Tidak ada control
2) Perubahan mood
3) Pengobatan dan penatalaksanaan gejala yang buruk
3. Gejala – grjala kambuh
Herz dan Menville ( 1980, dikutip oleh sullinger, 1988 ) dalam keliat, (1996) mengkaji gejala kambuh yang diidentifikasi oleh klien, yaitu tidak nafsu makan, sulit tidur.
4. Strategi untuk mencegah kekambuhan
a. Mengenali tanda kambuh .
b. Menjalani pengobatan yang sesuai.
c. Menghindari keadaan yang memicu timbulnya gejala.
d. Mempelajari sakit yang di derita.
e. Melaksanakan teknik management stress ( Nafas dalam ).
f. Melaksanakan aktivitas secara teratur.

D. Kerangka Teori
Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorangatau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni faktor perilaku dan faktor diluar perilaku. Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor:
1. Faktor – faktor predisposisi ( predisposing faktor ) yang terwujud dalam umur, pengetahuan, sikap, kepercayaan,keyakinan, nilai- nilai dan sebagainya.
2. Faktor – faktor pendukung (anabling faktor ) yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas – fasilitas atau sarana – sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat –alat kontrasepsi dan lain sebagainya.
3. Faktor – faktor pendorong ( reinfotcing faktor )yag terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.





Model ini dapat digambar sebagai berikut :
B = behaviour
PF = predisposing factors
EF = enebling factors
RF = reinforcing factors
f = fungsi
Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.
Seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya di posyandu dapat disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat imunisasi bagi anaknya. (predisposing factor)
Atau barangkali juga karena rumahnya jauh dari posyandu atau puskesmas tempat mengimunisasikan anaknya ( enebling factor).
Sebab lain, mungkin karena para petugas kesehatan atau tokoh masyarakat lain disekitarnya tidak pernah mengimunisasikan anaknya ( reinforcing factors).





E. Kerangka Fikir
Bagan 2.1 Menurut Lawrence Green 1980
Independent Dependent















= yang tidak di teliti
= yang diteliti
Dari bagan diatas dapat dijelaskan bahwa faktor predisposisi, enabling, reinforcing akan mempengaruhi dalam penatalaksanaan pencegahan kekambuhan penyakit gastritis. Faktor - faktor predisposisi meliputi pendidikan, status pekerjaan, status ekonomi. Dalam penelitian ini yang akan diteliti yaitu pengetahuan tentang pencegahan kekambuhan penyakit gastrtitis yang meliputi, pengetahuan pengertian penyakit gastritis, tanda dan gejala penyakit gastritis, faktor – faktro pencetus penyakit gastritis, obat pencegah kekambuhan penyakit gastritis, pengetahuan pencegahan penyakit gastritis, sedangkan faktor enabling dan reinforcing tidak diteliti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar